BEST Batal Dividen: Investor Kecewa? Ini Analisis Lengkapnya!

TEKNA TEKNO – JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) yang diselenggarakan pada Selasa (24/6), mengambil keputusan strategis untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024. Keputusan ini mencerminkan langkah antisipatif perseroan dalam memperkuat pondasi keuangannya.

“Keputusan ini diambil bertujuan untuk menambah modal kerja Perseroan dengan memperhatikan kepentingan dan rencana pengembangan usaha Perseroan ke depan,” jelas Direktur Utama BEST, Leo Yulianto Sutedja, dalam paparan publik perusahaan. Pernyataan ini menegaskan fokus manajemen untuk reinvestasi keuntungan demi pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang.

Dalam paparan yang sama, BEST melaporkan kinerja keuangan tahun 2024 yang menunjukkan dinamika. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 458 miliar, menurun sebesar 15% secara year-on-year (YoY) dibandingkan dengan perolehan Rp 544 miliar pada tahun 2023. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kontribusi penjualan lahan yang lebih rendah.

Okupansi Capai 100%, Bekasi Fajar Industrial Estate Kembangkan Bisnis Pergudangan

Secara lebih rinci, pendapatan utama di tahun 2024 ditopang oleh penjualan lahan sebesar Rp 260 miliar. Angka ini mencerminkan penurunan signifikan dari tahun sebelumnya, 2023, yang mencapai Rp 357 miliar. Namun, di sisi lain, pendapatan berulang (recurring income) yang meliputi maintenance fee, service charges, air, dan sewa, menunjukkan tren positif. Recurring income BEST tercatat sebesar Rp 198 miliar di tahun 2024, tumbuh 5,3% dari raupan Rp 188 miliar di tahun sebelumnya. “Penurunan ini utamanya disebabkan penurunan pendapatan atas penjualan lahan,” ulang Leo, menekankan faktor dominan di balik pergerakan pendapatan keseluruhan.

Meskipun terjadi penurunan pendapatan, BEST berhasil mencatatkan peningkatan signifikan pada laba bersih. Pada tahun 2024, laba bersih perseroan mencapai Rp 59 miliar, melonjak 40% secara YoY dibandingkan dengan perolehan laba sebelumnya sebesar Rp 40 miliar di tahun 2023. Kenaikan laba ini menunjukkan efisiensi operasional atau pengelolaan beban yang lebih baik.

  BEST Chart by TradingView  

Selain pembahasan kinerja keuangan, RUPST tahun ini juga menyetujui restrukturisasi penting dalam jajaran manajemen. Perubahan signifikan terjadi pada posisi Direktur Utama yang kini diemban oleh Leo Yulianto Sutedja, menggantikan Yoshihiro Kobi yang sebelumnya menduduki posisi tersebut. Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama, Leo adalah Wakil Direktur Utama BEST. Sementara itu, Yoshihiro Kobi kini akan memberikan kontribusi di posisi Komisaris.

Dalam rangka memperkuat struktur direksi, pemegang saham juga menyetujui pengangkatan Hiroki Yoshitake sebagai Direktur Perseroan. Perubahan ini diharapkan dapat membawa angin segar dan perspektif baru dalam pengelolaan strategis BEST ke depan. Adapun susunan lengkap dewan komisaris dan direksi BEST pasca RUPST adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen: I Gusti Putu Suryawirawan

Komisaris: Yoshihiro Kobi

Komisaris Independen: Herbudianto

Komisaris Independen: Wahyu Hidayat

Direksi

Direktur Utama: Leo Yulianto Sutedja

Direktur: Ibu Swan Mie Rudy Tanardi

Direktur: Hiroki Yoshitake

Ringkasan

PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2024 pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan 24 Juni. Keputusan ini bertujuan untuk menambah modal kerja dan mendukung pengembangan usaha perseroan ke depan. Direktur Utama BEST, Leo Yulianto Sutedja, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk memperkuat pondasi keuangan perusahaan.

Meskipun pendapatan BEST pada tahun 2024 menurun 15% menjadi Rp 458 miliar akibat penurunan penjualan lahan, laba bersih perseroan justru melonjak 40% mencapai Rp 59 miliar. Pendapatan berulang (recurring income) perusahaan juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan 5,3% menjadi Rp 198 miliar. Selain itu, RUPST menyetujui restrukturisasi manajemen, menunjuk Leo Yulianto Sutedja sebagai Direktur Utama dan Hiroki Yoshitake sebagai Direktur.

You might also like