
TEKNA TEKNO JAKARTA. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 20 Juni, dibuka dengan sentimen negatif yang kembali menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada pukul 09.03 WIB, IHSG tercatat terkoreksi sebesar 0,58%, mencapai level 6.928,41. Pelemahan ini melanjutkan tren penurunan tajam yang terjadi sehari sebelumnya, Kamis (19/6), di mana IHSG sempat anjlok hingga 1,41% ke level 7.007 pada sesi I.
Koreksi IHSG pada pagi ini dipicu oleh tertekannya mayoritas indeks sektoral di BEI. Kondisi pasar yang lesu ini bukan fenomena baru, mengingat IHSG sebelumnya juga telah melemah signifikan, termasuk pada Senin (16/6) yang ditutup turun 0,68%. Hal ini menandai berlanjutnya tekanan jual yang membuat pasar saham Indonesia berada dalam tren konsolidasi yang menurun.
Beberapa sektor yang mencatat koreksi paling dalam pagi ini meliputi barang konsumer non primer, barang baku, keuangan, energi, barang konsumer primer, properti dan real estat, serta perindustrian. Penurunan di sektor-sektor kunci ini menunjukkan tekanan yang merata di berbagai lini ekonomi pasar modal.
Aktivitas perdagangan saham di BEI pada pagi hari Jumat ini menunjukkan volume mencapai 850,40 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 557,41 miliar. Data ini mencerminkan kehati-hatian investor, dengan jumlah saham yang melemah jauh lebih banyak dibandingkan yang menguat. Tercatat, 246 saham mengalami penurunan harga, sementara hanya 128 saham yang berhasil menguat, dan 193 saham lainnya stagnan.
Di antara saham-saham unggulan yang tergabung dalam indeks LQ45, beberapa emiten mencatat penurunan paling signifikan. Top losers di LQ45 adalah:
Kendati pasar didominasi sentimen negatif, beberapa saham di indeks LQ45 masih mampu mencetak kenaikan. Top gainers di LQ45 adalah:
Pada Jumat, 20 Juni, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan koreksi 0,58% ke level 6.928,41, melanjutkan tren penurunan signifikan dari hari-hari sebelumnya. Pelemahan ini disebabkan oleh tekanan pada mayoritas indeks sektoral di BEI, menunjukkan tekanan yang merata di pasar modal. Aktivitas perdagangan mencatat 246 saham melemah berbanding 128 saham yang menguat, mengindikasikan dominasi sentimen negatif.
Di antara saham-saham unggulan LQ45, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tercatat sebagai top losers. Meskipun demikian, beberapa saham LQ45 berhasil menguat, antara lain PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), dan PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL).