RS Emtek Kompak: Investor Gigit Jari, Dividen Nihil!

TEKNA TEKNO – JAKARTA – Dua emiten rumah sakit terkemuka di bawah bendera Grup Emtek, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) dan PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK), telah sukses menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 18 Juni 2025. Salah satu agenda krusial dalam rapat tersebut adalah pembahasan dan penetapan penggunaan laba bersih untuk tahun buku 2024.

Dari hasil RUPST yang telah disepakati, keputusan signifikan yang menarik perhatian adalah absennya pembagian dividen dari kedua perseroan. Baik SAME maupun RSGK memutuskan untuk tidak mengalokasikan laba bersih 2024 sebagai dividen bagi para pemegang saham.

Bagi PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME), kebijakan tidak membagikan dividen bukanlah hal yang baru. Sejak tahun buku 2019, perseroan belum pernah mengumumkan pembagian dividen. Berdasarkan catatan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, SAME terakhir kali membagikan dividen pada 7 Juni 2018, dengan total nilai Rp10,03 miliar.

Di sisi lain, PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK), yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2021, sebelumnya dikenal rutin membagikan dividen. Pada tahun 2021, RSGK membagikan dividen sebesar Rp86 per saham, yang kemudian menyusut menjadi Rp81 per lembar saham pada tahun berikutnya. Terakhir, pada tahun buku 2023, dividen yang dibagikan adalah Rp26 per saham. Dengan demikian, keputusan untuk tidak membagikan dividen pada tahun ini menandai kali pertama RSGK absen dari pembagian keuntungan sejak IPO.

Direktur Sarana Meditama, Armen Antonius, yang juga menjabat sebagai direktur Kedoya Adyaraya, memberikan penjelasan mengenai alasan di balik kebijakan ini. Menurut Armen, salah satu faktor utama yang mendasari absennya dividen dari SAME adalah kondisi akumulasi saldo laba ditahan perseroan yang masih negatif hingga 31 Desember lalu. Sementara itu, untuk RSGK, laba bersih yang ditorehkan pada tahun 2024 dialokasikan sepenuhnya untuk pengembangan dan ekspansi perseroan.

Lebih lanjut, Armen menjelaskan bahwa laba bersih dari kedua emiten rumah sakit Grup Emtek ini, RSGK dan SAME, akan dialokasikan sebagai belanja modal atau capex pada tahun 2025. Manajemen telah menganggarkan dana sebesar Rp200 miliar untuk keperluan investasi strategis ini.

Dana belanja modal tersebut secara spesifik akan digunakan oleh EMC Group untuk mengakuisisi mesin PET Scan canggih dari Jerman. Mesin ini direncanakan akan mulai beroperasi di RS EMC Graha Kedoya, Jakarta Barat, pada Juni 2025. Investasi ini mencapai sekitar Rp200 miliar, mencerminkan komitmen grup terhadap peningkatan fasilitas medis dan layanan kesehatan.

Meskipun Armen mengakui bahwa kehadiran mesin PET Scan ini mungkin belum memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja perseroan dan grup secara keseluruhan pada tahun 2025, ia memiliki optimisme tinggi terhadap prospek jangka panjangnya. Diharapkan, alat diagnostik canggih ini akan memberikan kontribusi yang substansial terhadap perkembangan dan kinerja keuangan RSGK mulai tahun 2026 dan seterusnya.

Secara finansial, RSGK mencatatkan kinerja yang impresif pada tahun buku 2024. Perseroan berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 57,5% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp25,18 miliar. Sejalan dengan itu, pendapatan emiten Grup RS EMC ini juga mengalami peningkatan 18,1% yoy, mencapai Rp441 miliar dari capaian tahun sebelumnya sebesar Rp373,3 miliar.

Di sisi lain, kinerja SAME menunjukkan sedikit pelemahan pada laba bersih. Perseroan mencatatkan penyusutan laba bersih sebesar 3,2% secara tahunan pada 2024, dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp11,8 miliar, turun dari Rp12,25 miliar di tahun sebelumnya. Meski demikian, SAME tetap menunjukkan pertumbuhan positif pada pendapatan, yang meningkat 11,4% menjadi Rp1,7 triliun pada 2024, dari sebelumnya Rp1,53 triliun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Dua emiten rumah sakit Grup Emtek, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) dan PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK), memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2024 setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 18 Juni 2025. Bagi SAME, ini melanjutkan tren tidak membagikan dividen sejak tahun 2019 karena saldo laba ditahan yang negatif. Sementara itu, RSGK menghentikan kebiasaan rutin membagikan dividen sejak IPO pada 2021, menandai kali pertama absen dari pembagian keuntungan.

Direktur Armen Antonius menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena laba bersih RSGK dialokasikan sepenuhnya untuk pengembangan dan ekspansi, sedangkan SAME memiliki saldo laba ditahan negatif. Kedua entitas menganggarkan total Rp200 miliar untuk belanja modal 2025, termasuk akuisisi mesin PET Scan canggih untuk RS EMC Graha Kedoya. Meskipun demikian, RSGK mencatatkan kenaikan laba bersih 57,5% dan pendapatan 18,1% pada 2024, sementara SAME mengalami penurunan laba bersih 3,2% namun pendapatannya naik 11,4%.

You might also like