
TEKNA TEKNO – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup di zona merah pada Rabu sore, menunjukkan pelemahan signifikan seiring perhatian pelaku pasar tertuju pada arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed).
IHSG tercatat melemah 37,03 poin atau 0,54 persen, mengakhiri perdagangan di posisi 6.832,14. Senada dengan IHSG, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga mengalami penurunan sebesar 4,15 poin atau 0,54 persen, bertengger di level 760,26.
Pelemahan ini dipicu oleh pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menegaskan sikap kehati-hatian dalam memangkas suku bunga. “Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan tidak akan terburu-buru untuk mendorong penurunan suku bunga karena dampak kenaikan tarif perdagangan masih terasa,” demikian analisis Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dalam keterangannya di hadapan House Financial Services Committee (Komite Jasa Keuangan DPR AS), Jerome Powell kembali mempertegas komitmen The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan selama masih ada ancaman terhadap stabilitas inflasi. Powell juga menyoroti bahwa tingkat inflasi AS masih berada di atas target ideal 2 persen yang ditetapkan oleh The Fed, diperparah oleh dampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang masih belum menunjukkan kejelasan.
Di sisi lain, ketegangan konflik geopolitik antara Iran dan Israel di kawasan Timur Tengah terpantau mereda, setelah kedua negara menunjukkan sikap untuk melakukan gencatan senjata. Perkembangan positif ini sedikit mengurangi kekhawatiran global, namun tidak cukup untuk menopang kinerja IHSG.
Dari pasar komoditas, harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah melanjutkan tren penurunan, bahkan kini berada di bawah harga sebelum pecahnya konflik antara Iran dan Israel. Pergerakan harga komoditas ini turut memengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan.
Sepanjang hari, IHSG sempat dibuka menguat, namun tak mampu bertahan lama dan segera bergerak ke teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah dan tidak mampu bangkit hingga akhir perdagangan.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, hanya tiga sektor yang berhasil mencatat penguatan. Sektor transportasi & logistik memimpin dengan kenaikan 0,89 persen, diikuti oleh sektor teknologi dan infrastruktur yang masing-masing naik 0,56 persen dan 0,09 persen. Sebaliknya, tiga sektor utama mengalami koreksi tajam: sektor barang baku anjlok paling dalam sebesar 2,29 persen, diikuti oleh sektor energi yang turun 1,86 persen, dan sektor properti yang melemah 1,45 persen.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar meliputi PTMP, JSPT, SMDM, PTMR, dan AXIO. Sementara itu, saham-saham dengan pelemahan terbesar adalah MPXL, CBUT, APEX, IOTF, dan NICL.
Secara keseluruhan, frekuensi perdagangan saham pada hari itu tercatat sebanyak 1.192.816 kali transaksi, melibatkan 22,50 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi mencapai Rp12,67 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 212 saham berhasil naik, 401 saham menurun, dan 186 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini menunjukkan hasil yang bervariasi. Indeks Nikkei Jepang menguat 155,44 poin atau 0,40 persen ke 38.946,50. Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 297,65 poin atau 1,23 persen ke 24.277,48. Indeks Shanghai China juga menguat 35,41 poin atau 1,04 persen ke 3.455,78, sedangkan indeks Strait Times Singapura naik 22,34 poin atau 0,57 persen ke 3.926,64.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan LQ45 ditutup di zona merah, dengan IHSG melemah 0,54% ke level 6.832,14. Pelemahan ini dipicu oleh pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menegaskan sikap kehati-hatian dalam memangkas suku bunga acuan. Powell beralasan inflasi AS masih di atas target 2 persen, ditambah dampak kebijakan tarif perdagangan yang masih terasa.
Meskipun ketegangan konflik geopolitik Iran dan Israel mereda serta harga minyak mentah melanjutkan penurunan, sentimen positif ini tidak cukup menopang kinerja IHSG. Tiga sektor mengalami penguatan, dipimpin oleh transportasi & logistik, namun sektor barang baku, energi, dan properti mengalami koreksi tajam. Secara keseluruhan, lebih banyak saham yang melemah dibandingkan yang menguat, meskipun bursa regional Asia menunjukkan hasil yang bervariasi.