
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tekanan signifikan, ditutup melemah 0,88% ke level 6.907,14 pada akhir perdagangan Jumat (20/6). Pelemahan ini turut memperpanjang tren negatif IHSG yang secara kumulatif mencatat penurunan sebesar 3,61% dalam sepekan terakhir, menandakan fase koreksi yang patut diwaspadai investor.
Menyikapi tekanan pasar ini, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memproyeksikan bahwa IHSG berpotensi menguat secara terbatas pada perdagangan Senin (23/6). Meskipun demikian, investor tetap diimbau untuk mewaspadai potensi koreksi, dengan level support di 6.894 dan resistance di 6.981. Proyeksi pergerakan IHSG esok hari menurut Herditya akan dipengaruhi oleh setidaknya tiga sentimen utama yang patut dicermati.
Sentimen pertama adalah perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah yang terus menjadi perhatian, khususnya mengenai informasi terkini terkait serangan Amerika Serikat ke wilayah Iran. Kedua, Herditya memperkirakan adanya potensi switching asset instrument investasi jika ketegangan geopolitik semakin memanas, memicu perpindahan dana ke aset yang lebih aman. Ketiga, penguatan harga komoditas, terutama minyak mentah, juga menjadi sentimen positif yang erat kaitannya dengan dinamika geopolitik di Timur Tengah, seperti diungkapkan Herditya kepada Kontan pada Minggu (22/6).
Di sisi lain, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, memberikan proyeksi pergerakan IHSG yang lebih lebar, yaitu antara 6.800 hingga 7.100 untuk perdagangan Senin (23/6). Menurut Indy, pelaku pasar saham akan terus memantau ketegangan geopolitik yang meningkat antara Amerika Serikat, Iran, dan Israel. Hal ini diperparah dengan minimnya sentimen positif yang berasal dari dalam negeri, membuat pasar cenderung berhati-hati. Indy menambahkan bahwa pasar juga masih menanti kejelasan arah perekonomian nasional, khususnya terkait prospek suku bunga acuan yang akan memengaruhi iklim investasi.
Tumbang di Pekan Lalu, Begini Proyeksi Pergerakan IHSG, Senin (23/6)
Iran-Israel Makin Panas, IHSG Masih Akan Tertekan dalam Jangka Pendek
Rekomendasi Saham
Dalam menyikapi kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, Indy Naila merekomendasikan agar investor mencermati saham-saham di sektor komoditas. Sektor ini dinilai memiliki potensi daya tahan di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Dua saham yang menjadi sorotan Indy adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan target harga di kisaran Rp 1.700 per saham, serta PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target harga sekitar Rp 3.500 per saham.
Sementara itu, Herditya Wicaksana juga menawarkan sejumlah rekomendasi saham pilihan untuk dicermati investor. Saham-saham tersebut meliputi PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) dengan target harga Rp 356-Rp 376, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) pada level harga Rp 8.075-Rp 8.425, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dengan target harga Rp 1.575-Rp 1.635. Rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi investor dalam mengambil keputusan di tengah fluktuasi pasar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,88% menjadi 6.907,14 pada Jumat (20/6), melanjutkan penurunan kumulatif 3,61% dalam sepekan. Analis MNC Sekuritas memproyeksikan IHSG berpotensi menguat terbatas pada Senin (23/6) dengan level support 6.894 dan resistance 6.981, dipengaruhi sentimen geopolitik, potensi perpindahan aset, dan penguatan komoditas. Sementara itu, Edvisor Profina Visindo memperkirakan pergerakan IHSG lebih lebar di 6.800-7.100, mencermati ketegangan geopolitik dan minimnya sentimen domestik.
Dalam kondisi pasar ini, Indy Naila merekomendasikan saham sektor komoditas seperti MEDC dengan target Rp 1.700 dan ANTM di target Rp 3.500. Herditya Wicaksana turut merekomendasikan saham SMDR (target Rp 356-Rp 376), RATU (target Rp 8.075-Rp 8.425), dan JPFA (target Rp 1.575-Rp 1.635).