IHSG Terkapar? Intip Proyeksi Pergerakan Saham Senin, 23 Juni!

TEKNA TEKNO JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan hebat, tumbang hingga ke bawah level psikologis 7.000 pada perdagangan pekan lalu. Tepatnya pada Jumat (20/6), IHSG ditutup di posisi 6.907,13, mengakhiri pekan dengan koreksi signifikan.

Sepanjang pekan lalu, kinerja IHSG mencatat penurunan kumulatif yang cukup dalam, mencapai 3,61%, menandakan sentimen negatif yang kuat di pasar modal Indonesia.

Praktisi Pasar Modal sekaligus Founder WH-Project, William Hartanto, mengungkapkan bahwa pelemahan IHSG tersebut sudah teridentifikasi secara teknikal. Menurutnya, kegagalan IHSG menembus level 7.200 memicu pembentukan pola double top, yang secara teknis mengindikasikan potensi penurunan lebih lanjut.

“Untuk sentimen eksternal masih sama (Perang Tarif dan konflik geopolitik Timur Tengah), jadi yang paling berdampak adalah aksi profit taking akibat gagalnya level 7.200 ditembus,” ujar William kepada Kontan, Jumat (20/6). Ini menunjukkan bahwa investor cenderung merealisasikan keuntungan setelah kenaikan terbatas, menambah tekanan jual pada saham.

Di tengah tekanan jual yang masif, IHSG ambruk 3,61%. Oleh karena itu, penting untuk cermati saham yang banyak dijual asing sepekan terakhir untuk memahami dinamika pasar lebih lanjut. VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, turut menganalisis sentimen-sentimen yang mendorong pelemahan pasar.

Audi menguraikan tiga sentimen utama yang membebani IHSG pekan lalu. Pertama, peningkatan tensi geopolitik di Timur Tengah menjadi perhatian serius. Keterlibatan anggota G7, termasuk Amerika Serikat (AS), dalam konflik tersebut meningkatkan kekhawatiran pasar akan dampak pada kenaikan inflasi global.

Kedua, tertahannya suku bunga acuan, baik BI Rate dari Bank Indonesia maupun Fed Fund Rate (FFR) dari The Fed, memberikan sentimen negatif. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap tekanan daya beli masyarakat dan permintaan kredit, yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Ketiga, tekanan jual oleh investor asing mencapai angka yang fantastis, yaitu Rp 4,52 triliun di seluruh perdagangan sepanjang pekan lalu. Arus keluar dana asing ini mencerminkan peningkatan ketidakpastian di pasar global maupun domestik.

Sebagai informasi tambahan terkait sentimen geopolitik, dengan Iran-Israel makin panas, IHSG masih akan tertekan dalam jangka pendek. Proyeksi untuk Senin (23/6) menunjukkan IHSG diperkirakan bergerak melemah namun cenderung terbatas. Audi memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang level support 6.850 dan resistance 7.000, dengan indikator MACD yang menunjukkan pelemahan tren.

Sentimen utama untuk awal pekan depan masih akan berasal dari perkembangan tensi di Timur Tengah. Eskalasi konflik di wilayah tersebut berpotensi menekan pasar modal kembali. Selain itu, pasar juga menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell, terutama pandangannya terkait kekhawatiran bahwa pelonggaran suku bunga mungkin tidak akan terjadi dalam jangka pendek.

Sejalan dengan pandangan Audi, William Hartanto juga memperkirakan IHSG akan bergerak melemah pada Senin (23/6) dalam rentang 6.829 – 6.991. “Sentimennya masih faktor teknikal, melanjutkan konfirmasi pola dan dimulainya downtrend,” tutur William, menegaskan bahwa pergerakan ini merupakan kelanjutan dari pola teknikal yang sudah terbentuk.

Meskipun IHSG tertekan, William tetap memberikan rekomendasi beli untuk beberapa saham pilihan bagi investor. Saham-saham tersebut antara lain FORE dengan target harga Rp 730 per saham, ARCI dengan target Rp 715 per saham, ENRG dengan target Rp 400 per saham, dan BRPT dengan target Rp 1.700 per saham.

Ringkasan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat koreksi signifikan pada pekan lalu, ditutup di 6.907,13 pada Jumat (20/6) dan anjlok 3,61% secara kumulatif. Praktisi pasar modal William Hartanto menyebut pelemahan ini akibat kegagalan IHSG menembus level 7.200 yang memicu pola double top, ditambah sentimen eksternal dan aksi profit taking.

VP Marketing Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menambahkan sentimen utama meliputi peningkatan tensi geopolitik di Timur Tengah, tertahannya suku bunga acuan, serta aksi jual asing Rp 4,52 triliun. Untuk Senin (23/6), IHSG diproyeksikan melemah terbatas dalam rentang 6.850-7.000 atau 6.829-6.991, dengan perkembangan geopolitik dan pidato Ketua The Fed masih menjadi fokus pasar.

You might also like