
Buat sebagian orang, modifikasi mobil adalah bentuk ekspresi diri. Mulai dari pelek racing, suspensi ceper, knalpot bising, hingga sistem audio yang mengguncang kabin, semuanya dirancang agar mobil tampil beda dari versi showroom. Tapi anehnya, saat mobil dijual, harga mobil yang sudah dimodifikasi justru cenderung lebih rendah dibanding mobil standar pabrikan.
Kenapa bisa begitu? Bukankah biaya modifikasi bisa mencapai puluhan juta rupiah? Sayangnya, dalam pasar mobil bekas, bukan soal seberapa keren tampilannya, tapi seberapa aman, orisinal, dan mudah mobil itu diterima oleh pembeli berikutnya. Mobil standar pabrikan punya daya tarik yang lebih luas, sedangkan mobil modifikasi justru sering dianggap berisiko.
1. Pembeli lebih percaya mobil standar
Mobil dalam kondisi standar pabrikan dianggap lebih terpercaya karena belum mengalami ubahan teknis apa pun yang bisa memengaruhi performa dan keandalan. Komponen yang masih original dinilai lebih aman, sesuai spesifikasi pabrik, dan telah melewati serangkaian uji keselamatan serta kualitas.
Sebaliknya, mobil modifikasi, terutama yang menyentuh sektor mesin, suspensi, atau sistem pengereman, dianggap rentan menimbulkan masalah. Banyak calon pembeli khawatir bahwa modifikasi dilakukan tidak sesuai standar, atau bahkan menurunkan durabilitas kendaraan. Ini membuat mereka enggan membayar lebih mahal, bahkan cenderung menawar jauh di bawah harga pasar.
2. Asuransi, servis, dan garansi jadi pertimbangan
Alasan lain mengapa mobil standar punya harga bekas lebih tinggi adalah soal layanan purna jual. Mobil yang masih orisinal biasanya lebih mudah diasuransikan, karena nilai dan risiko kerusakannya masih dalam perhitungan normal perusahaan asuransi. Mobil modifikasi, terutama yang ekstrem, sering kali dikenai premi lebih tinggi atau bahkan ditolak sama sekali.
Selain itu, mobil standar pabrikan masih bisa diservis di bengkel resmi dengan suku cadang yang sesuai. Mobil modifikasi sering membutuhkan bengkel khusus atau bahkan suku cadang yang harus dipesan secara custom. Ini menyulitkan pembeli yang ingin mobil siap pakai tanpa ribet.
Jika mobil masih dalam masa garansi, modifikasi yang tidak sesuai spesifikasi juga bisa membatalkan garansi pabrik, sehingga nilai jual langsung turun drastis. Banyak pembeli mobil bekas mempertimbangkan hal ini sebagai faktor utama sebelum membeli kendaraan.
3. Pasar mobil modifikasi lebih sempit
Terakhir, pasar untuk mobil modifikasi jauh lebih terbatas. Tidak semua orang menyukai ubahan pada bodi, mesin, atau interior. Bahkan, modifikasi yang dianggap keren oleh satu orang, bisa jadi terlihat “berlebihan” atau norak di mata orang lain. Akibatnya, mobil modifikasi lebih lama terjual dan harus dijual dengan harga miring untuk menarik peminat.
Sebaliknya, mobil standar pabrikan punya daya tarik netral dan aman untuk semua kalangan—mulai dari pembeli pribadi, perusahaan, hingga dealer mobil bekas. Mobil dalam kondisi original bahkan cenderung diperebutkan karena dianggap sebagai “kanvas kosong” yang bisa dimodifikasi lagi sesuai selera pemilik baru.
Kesimpulannya, meskipun modifikasi bisa menambah nilai personal, tidak berarti otomatis menambah nilai pasar. Jika kamu ingin mempertahankan nilai jual mobil tetap tinggi, menjaga keaslian dan merawatnya secara rutin bisa jadi pilihan yang jauh lebih bijak.
Aturan Main Over Kredit Kendaraan, Jangan Terjebak Harga Murah