Tragis! Pendaki Brasil Tewas di Rinjani: Biaya Tour & Kronologi

TEKNA TEKNO Terungkap sudah biaya yang dikeluarkan Juliana Marins, pendaki asal Brasil, untuk mengikuti tur pendakian Gunung Rinjani. Informasi ini diungkapkan oleh Ali Musthofa, pemandu wisata yang mendampingi Juliana, seperti yang dilansir dari situs berita Brasil, Oglobo.com, pada Kamis, 26 Juni 2025.

Menurut Ali Musthofa, Juliana Marins membayar Rp 2.500.000 untuk paket perjalanan tersebut. Sebelumnya, Ali Musthofa membantah tudingan yang menyebutkan dirinya meninggalkan Juliana sebelum kecelakaan terjadi.

Ali Musthofa menjelaskan bahwa ia telah menyarankan Juliana untuk beristirahat sementara ia berjalan lebih dulu. Keduanya sepakat untuk bertemu kembali di titik yang sedikit lebih jauh di depan jalur pendakian. Ali Musthofa mengaku hanya berjalan “tiga menit” lebih cepat dari Juliana. Merasa heran karena Juliana tak kunjung tiba di tempat yang telah disepakati, ia pun kembali mencarinya.

“Setelah sekitar 15 atau 30 menit, Juliana tidak muncul. Saya mencarinya di tempat peristirahatan terakhir, tetapi saya tidak dapat menemukannya. Saya katakan kepadanya bahwa saya akan menunggunya di depan. Saya menyuruhnya untuk beristirahat. Saya menyadari (dia telah jatuh) ketika saya melihat cahaya senter di jurang sedalam sekitar 150 meter dan mendengar suara Juliana meminta bantuan. Saya katakan kepadanya bahwa saya akan membantunya,” tutur Ali Musthofa.

“Saya berusaha mati-matian untuk memberi tahu Juliana agar menunggu bantuan,” imbuhnya.

Ali Musthofa kemudian menghubungi perusahaan tempat ia bekerja untuk melaporkan kejadian tersebut dan meminta pertolongan. “Saya menelepon organisasi tempat saya bekerja, karena tidak mungkin membantu di kedalaman sekitar 150 meter tanpa peralatan keselamatan. Mereka memberikan informasi tentang jatuhnya Juliana kepada tim penyelamat dan, setelah tim mengetahui informasi tersebut, mereka bergegas membantu dan menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk penyelamatan,” jelas Ali Musthofa. Sekali lagi, Ali Musthofa menegaskan bahwa Juliana Marins membayar Rp 2.500.000 untuk paket tur pendakian Rinjani tersebut.

Ditemukan Meninggal Dunia

Setelah lima hari pencarian sejak Sabtu, 21 Juni 2025, Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang hilang di Gunung Rinjani, akhirnya ditemukan oleh Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Sayangnya, Juliana ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Kabar duka ini disampaikan langsung oleh Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii. Menurut Syafii, tim pencari mencapai titik krusial pada pukul 16.52 WITA. Tujuh orang rescuer yang diterjunkan berhasil mencapai kedalaman 400 meter.

Pada pukul 18.00 WITA, Khafid Hasyadi, seorang rescuer dari Basarnas, berhasil mencapai korban di kedalaman 600 meter atau di titik datum point. “Selanjutnya dilakukan pemeriksaan korban dan tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan,” kata Syafii melalui keterangan tertulis, Selasa (24/6/2025), seperti dilansir dari Tribunnews.com.

Setelah itu, tiga anggota tim SAR, yaitu Syamsul Fadli dari unit Lombok Timur, serta Agam dan Tiyo dari Rinjani Squad, melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap korban. “Pukul 18.31 WITA, 3 orang potensi SAR menyusul turun mendekati korban dan setelah dikonfirmasi dipastikan korban dalam kondisi meninggal dunia, selanjutnya korban dilakukan wrapping survivor,” ungkap Syafii.

Setelah informasi mengenai kondisi korban diperoleh, tim SAR gabungan yang berada di lokasi terakhir korban terlihat mulai menyiapkan sistem evakuasi. Tim yang berjumlah tujuh orang kemudian menerapkan sistem flying camp, dengan tiga orang berada di anchor point kedua (400 meter) dan empat orang lainnya di samping korban di datum point 600 meter.

“Pukul 19.00 WITA, dikarenakan cuaca yang tidak memungkinkan dengan visibility terbatas maka diputuskan evakuasi korban akan dilakukan pada hari Rabu tanggal 25 Juni 2025 pukul 06.00 WITA dengan metode lifting (korban diangkat ke atas/LKP),” katanya.

Jenazah korban rencananya akan dievakuasi menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun dengan cara ditandu. Selanjutnya, dari Posko Sembalun, jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter ke RS Bhayangkara Polda NTB. “Demikian perkembangan informasi penemuan korban yang saya sampaikan pada malam ini. Semoga proses evakuasi korban yang akan dilaksanakan besok pagi dapat berjalan dengan lancar dan aman sesuai rencana,” pungkas Syafii.

Alasan Evakuasi Memakan Waktu Lama

Proses evakuasi Juliana Marins, pendaki asal Brasil berusia 27 tahun yang terjatuh ke jurang sedalam 600 meter di kawasan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), membutuhkan waktu hingga lima hari.

Juliana terjatuh di jurang curam kawasan Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani, yang berada di ketinggian sekitar 2.743 meter di atas permukaan laut.

“Medan tempat korban jatuh adalah tebing terjal dengan kedalaman lebih dari 600 meter. Lokasinya benar-benar sulit dijangkau dan tidak memungkinkan dilakukan evakuasi biasa,” jelas Syafii dalam konferensi pers pada Selasa (24/6/2025).

Tim SAR memerlukan waktu 8 jam hanya untuk mencapai titik awal pencarian dari Pos Sembalun. Perjalanan menuju lokasi kejadian harus menempuh tebing berbatu, semak belukar, dan jalur licin akibat hujan yang mengguyur kawasan pegunungan selama dua hari berturut-turut.

Drone Thermal Gagal, Pencarian Terhambat Cuaca

Pada hari pertama dan kedua, tim Basarnas mengerahkan drone thermal untuk mendeteksi panas tubuh korban. Namun, upaya ini tidak membuahkan hasil karena kabut tebal dan hujan deras menghalangi deteksi.

“Pada awalnya, drone tidak bisa melihat apa pun. Jarak pandang kami hanya sekitar 5 meter. Ini sangat menyulitkan observasi,” ujar Syafii.

Baru pada Senin (23/6/2025), drone berhasil menangkap gambar tubuh Juliana dalam posisi tak bergerak. Titik jatuhnya diperkirakan berada pada kedalaman 600 meter dari bibir jurang.

Tali Vertikal Terbatas, Tambatan Tak Aman

Salah satu kendala utama dalam proses evakuasi adalah keterbatasan peralatan vertical rescue. Tali yang tersedia di awal pencarian hanya sepanjang 250 meter. Akibatnya, tim SAR harus menyambung tali secara bertahap dan memasang tambatan pengaman pada tebing yang hampir tidak memiliki titik penahan yang kokoh.

“Panjang tali itu tidak cukup. Kami harus sambung-sambung, dan lokasi tambatan tali pun sangat terbatas dan berisiko,” ungkap Syafii.

Selain itu, pasokan oksigen yang tipis di ketinggian Rinjani juga menjadi masalah serius. Tim SAR hanya bisa bekerja dalam waktu terbatas untuk mencegah kelelahan atau sesak napas.

Ringkasan

Seorang pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins tewas saat mendaki Gunung Rinjani. Juliana membayar Rp 2.500.000 untuk paket tur pendakian dan dilaporkan terpisah dari pemandunya, Ali Musthofa. Setelah lima hari pencarian oleh Tim Basarnas, Juliana ditemukan meninggal dunia di kedalaman 600 meter.

Proses evakuasi memakan waktu lama karena medan yang sulit, cuaca buruk, dan keterbatasan peralatan. Drone thermal tidak efektif karena kabut tebal, dan tim SAR kesulitan memasang tambatan pengaman karena tebing curam. Jenazah Juliana dievakuasi melalui jalur pendakian menuju Posko Sembalun dan kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB.

You might also like