Saham Ini Meroket! Djarum Borong, Beli atau Jual Sekarang?

Grup Djarum Suntik Dana Triliunan ke Saham Hermina (HEAL), Investor Perlu Waspada?

Saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten pengelola rumah sakit Hermina, mengalami lonjakan signifikan setelah Grup Djarum mengakuisisi sejumlah besar sahamnya dengan harga di atas pasar. Transaksi ini memicu pertanyaan bagi para investor: apakah saatnya untuk membeli atau justru menjual saham HEAL?

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Dwimuria Investama Andalan, perusahaan investasi milik Grup Djarum, telah membeli 559.185.300 saham HEAL pada 25 Juni 2025 dengan harga Rp 1.875 per saham, di luar bursa. Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan harga pasar saham HEAL pada hari yang sama, yaitu Rp 1.375 per saham. Aksi korporasi ini menginjeksikan dana segar senilai Rp 1,05 triliun ke kas HEAL.

Menariknya, saham-saham tersebut merupakan hasil buyback (pembelian kembali) saham yang sebelumnya telah dilakukan oleh HEAL sendiri. Sebagai informasi tambahan, periode buyback tersebut berlangsung dari 21 Maret 2025 hingga 2 Mei 2025, dengan total 83.265.300 saham dibeli kembali dengan harga rata-rata Rp 1.196 per saham, menghabiskan dana sekitar Rp 99,31 miliar termasuk biaya.

Pasca transaksi dengan Grup Djarum, saldo saham treasury HEAL kini menjadi nol, seperti yang diungkapkan oleh Wakil Direktur Utama Medikaloka Hermina, Yulisa Khiat, dalam keterbukaan informasi. Perlu ditekankan bahwa HEAL dan Dwimuria Investama Andalan menyatakan tidak memiliki hubungan afiliasi.

Kenaikan harga saham HEAL pun terlihat nyata. Pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025, harga saham HEAL ditutup di level Rp 1.420, meningkat 45 poin atau 3,27% dibandingkan hari sebelumnya. Grup Djarum diketahui memenangkan persaingan dengan beberapa calon pembeli lainnya dalam negosiasi akuisisi saham treasury HEAL ini, karena menawarkan harga tertinggi.

Dwimuria Investama Andalan, sebagai pembeli, merupakan perusahaan investasi milik keluarga Hartono yang juga memegang saham mayoritas (54,94%) di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Meskipun demikian, Corporate Communications Manager Djarum, Budi Darmawan, enggan memberikan komentar terkait latar belakang dan tujuan transaksi ini.

Analisis dan Rekomendasi Saham HEAL

Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, melihat transaksi ini sebagai bukti ambisi Grup Djarum dalam diversifikasi bisnis. Grup Djarum, yang dikenal sebagai produsen rokok, telah melebarkan sayapnya ke berbagai sektor, termasuk elektronik (Polytron), perbankan (BBCA), telekomunikasi (TOWR), dan restoran (Bakmi GM). Nafan merekomendasikan strategi wait and see untuk saham HEAL, melihat potensi kenaikan harga yang sudah terbatas dan memasuki fase sideways.

Sementara itu, Muhammad Wafi, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), menilai transaksi ini sebagai katalis positif bagi HEAL, meningkatkan nilai tambah perusahaan yang sebelumnya juga telah mendapat suntikan investasi dari Grup Astra. Ia merekomendasikan beli saham HEAL dengan target harga Rp 1.800 per saham. Wafi menambahkan bahwa penjualan saham treasury di atas harga pasar tidak hanya memberikan tambahan modal, tetapi juga meningkatkan kredibilitas HEAL.

Bagi HEAL, dana dari penjualan saham treasury ini dapat digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depannya, seperti penambahan jaringan rumah sakit atau pengembangan layanan. Dengan demikian, transaksi ini memberikan keuntungan signifikan bagi kedua belah pihak, baik Grup Djarum maupun HEAL.


Ringkasan

Grup Djarum, melalui PT Dwimuria Investama Andalan, telah mengakuisisi 559.185.300 saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) seharga Rp 1.875 per saham, jauh di atas harga pasar. Akuisisi ini, yang melibatkan saham hasil buyback HEAL sebelumnya, menginjeksikan dana Rp 1,05 triliun ke HEAL dan membuat saldo treasury stock menjadi nol. Meskipun tidak ada hubungan afiliasi, transaksi ini memicu kenaikan harga saham HEAL.

Para analis memiliki pandangan berbeda. Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan strategi wait and see, sementara Muhammad Wafi dari KISI merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.800 per saham. Dana yang diperoleh HEAL dapat digunakan untuk ekspansi bisnis, sementara akuisisi ini menunjukkan diversifikasi bisnis Grup Djarum ke sektor kesehatan.

You might also like