Veo 3 di Indonesia: AI Generatif Canggih, Apa Kemampuannya?

TEKNA TEKNO – Jakarta – Google akhirnya menghadirkan Veo 3 di Indonesia melalui aplikasi Gemini. Layanan AI generatif ini juga telah tersedia secara global bagi pengguna Google AI Pro. Kehadiran Veo 3 menandai langkah signifikan Google dalam menyediakan teknologi AI canggih kepada masyarakat Indonesia. Menariknya, setiap hasil konversi Veo 3 akan ditandai dengan watermark khusus sebagai bukti otentisitasnya.

“Setiap video yang Anda buat dari foto akan otomatis diberi watermark, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dengan teknologi SynthID,” demikian pernyataan resmi Google Indonesia melalui blog resminya pada Jumat, 4 Juli 2025. Sistem watermark ini memastikan transparansi dan keaslian konten yang dihasilkan oleh AI.

Veo 3, penerus Veo 2, pertama kali diperkenalkan pada konferensi pengembang Google I/O 2025 pada 21 Mei lalu. Teknologi AI ini diluncurkan bersamaan dengan Imagen 4, model AI yang mendukung produksi video melalui aplikasi Flow. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen Google dalam mengembangkan ekosistem AI yang komprehensif.

Lewat aplikasi Gemini, pengguna dapat memanfaatkan Veo 3 untuk menciptakan video ilustrasi berdasarkan prompt atau perintah yang diberikan. Kemampuan menambahkan suara latar belakang pun tersedia, memungkinkan pengguna untuk menghasilkan video yang lebih kaya dan ekspresif. Google menyebutkan bahwa kreativitas pengguna menjadi pendorong utama pengembangan Veo 3. “Ini alasan kami memperluas akses Veo 3 kepada lebih banyak orang di seluruh dunia,” tegas Google dalam blog-nya.

Untuk menjamin keaslian konten AI, Google DeepMind juga menyediakan SynthID Detector. Vice President Science and Strategic Initiatives Google DeepMind, Pushmeet Kohli, menjelaskan bahwa layanan ini mampu mendeteksi watermark SynthID pada gambar, audio, dan video. “Saat Anda mengunggah gambar, audio, video, atau teks yang dibuat dengan perangkat AI Google, portal akan memindai media untuk mencari watermark SynthID,” kata Kohli, seperti dikutip dari blog Google pada 23 Mei 2025. Saat ini, SynthID Detector masih dalam tahap pengujian.

Pilihan Editor: Masih Perlukah Area Perburuan Satwa di Hutan Konservasi